
Jadi Narasumber Podcast DPPKB, Bupati dan Istri Tegaskan Komitmen untuk Turunkan Stunting melalui Program Tamasya Nasional
SANGATTA - Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman, dan Ketua TP PKK Kutim Siti Robiah Ardiansyah, tampil sebagai narasumber dalam Podcast Bangga Kencana Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, yang digelar di Ruang Multimedia Bangga Kencana, Kamis sore (05/6/2025).
Podcast kali ini mengangkat tema penting dan strategis yakni, “Peran, Strategi dan Tantangan Duta Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) Nasional”. Tema ini menjadi sangat relevan, setelah keduanya secara resmi dikukuhkan sebagai Duta Nasional Program Tamasya oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), Wihaji.
Pengukuhan tersebut dilakukan pada peresmian program Tamasya di TPA Tunas Harapan, Afdeling 7 PT Dharma Satya Nusantara, Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, belum lama ini.
Dalam podcast tersebut, Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa dirinya dan istri akan mengemban amanah sebagai Duta Tamasya Nasional dengan serius. Serta berkomitmen memperkuat implementasi program ini di seluruh wilayah Kutai Timur.
“Usai dikukuhkan, kita bukan hanya menerima simbol kehormatan. Tapi juga memikul tanggung jawab besar. Program Tamasya ini kini telah menjadi bagian dari 50 program unggulan Kutai Timur Hebat, khususnya dalam agenda percepatan penurunan stunting,” ujar Bupati.
Lebih lanjut orang nomor satu di Pemkab Kutim ini menegaskan bahwa pihaknya akan menggerakkan Perangkat Daerah (PD) khususnya DPPKB, untuk melakukan sosialisasi intensif kepada seluruh perusahaan di sektor perkebunan dan pertambangan. Hal tersebut dimaksud agar memahami serta melaksanakan petunjuk teknis (juknis) program Tamasya.
"Kolaborasi multipihak menjadi kunci keberhasilan implementasi program ini," ucapnya.
Program Tamasya menjadi salah satu Quickwin Kemendukbangga, yang kemudian diintegrasikan dalam program besar Pemerintah Kabupaten Kutai Timur yakni Program Kutai Timur Hebat, di antaranya:
Program Unggulan untuk Stop Stunting seperti Program Gratis Minum Susu dan Makan Buah sebagai intervensi gizi anak , Layanan Jemput Bola untuk Pendidikan Nonformal, Stop Stunting dan Warga Miskin
Program Desa Hebat seperti 1 Desa 1 Jaringan Air Bersih, Anjungan Dukcapil Mandiri (pencetakan KK, KTP, Akta Kelahiran, BPJS), Dokter Keliling untuk daerah terpencil, Insentif Kader Posyandu Rp500 ribu per bulan, Pemberdayaan dan Perlindungan Hukum untuk Anak, Perempuan dan Keluarga
Program Kota Hebat Seperti Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti taman bermain, rumah disabilitas, tempat olahraga dan ruang publik lainnya.
Keberhasilan program ini disampaikan Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dirilis pada 26 Mei 2025, angka stunting di Kutai Timur berhasil ditekan dari 29 persen menjadi 20,6 persen dalam kurun waktu satu tahun.
“Ini adalah capaian luar biasa. Seperti disampaikan kadis DPPKB Target kami hanya dua persen penurunan per tahun. Tapi Kutim mampu menurunkan hampir sembilan persen. Ini bukti bahwa kerja keras dan kolaborasi semua pihak membuahkan hasil,” ujar Ardiansyah penuh semangat.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh stakeholder, termasuk para kepala desa, camat, PD teknis, dan para kader yang telah bekerja di lapangan tanpa mengenal lelah.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kutim Ny Siti Robiah Ardiansyah menambahkan bahwa peran TP PKK sangat penting dalam mendukung keberhasilan program Tamasya, khususnya melalui fungsi Pokja II yang menangani pendidikan keluarga, keterampilan, serta pengembangan ekonomi melalui koperasi dan UP2K.
“TP PKK secara aktif melakukan monitoring dan evaluasi di 18 kecamatan. Kami juga menggandeng PD seperti Disdikbud, Disnaker, dan Dinsos untuk bersama-sama membina TPA di bawah kewenangan masing-masing,” ujarnya.
Ia menyoroti pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak yang terintegrasi dengan sistem pelaporan berbasis aplikasi digital seperti SIGA-Elsimil (BKKBN) dan Status Gizi (Kemenkes), untuk memastikan data yang akurat dan langkah intervensi yang tepat sasaran.
Sedangkan Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan dan pemantauan intensif terhadap seluruh TPA di Kutai Timur untuk memastikan bahwa program Tamasya berjalan sesuai standar.
“Saat ini ada 7 Dapodik yang terdaftar. Harapan kita, seluruh TPA—baik milik perusahaan maupun pemerintah—harus sesuai prosedur dan berkoordinasi dengan DPPKB sebagai lokus program,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa perjuangan belum selesai. Target Kutim ke depan adalah menurunkan angka stunting ke angka 14 persen, sesuai standar nasional.
“Kita pernah menjadi daerah dengan angka gizi buruk tertinggi di Kaltim. Tapi hari ini, kita buktikan bisa menebus itu semua. Jangan pernah puas, karena perjuangan untuk anak-anak kita masih panjang. Alhamdulillah, usaha tidak mengkhianati hasil,” pungkas Junaidi.
Podcast ini menjadi momentum penting untuk menyatukan visi, memperkuat sinergi antar-pihak, dan meneguhkan komitmen Pemkab Kutai Timur dalam membangun generasi emas bebas stunting melalui program unggulan sesuai dengan visi misi bupati kutai timur.
Penulis : Wiryadi
#Footnote
Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, di Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km² atau 17 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Timur yang terbentuk sejak 12 Oktober 1999 berdasarkan UU. 47 Tahun 1999 ini memiliki jumlah penduduk 425.613 jiwa (semester 1 tahun 2022), terdiri dari 18 kecamatan, 139 desa definitif, 11 desa persiapan dan 2 kelurahan.