Wed 15/06/2022
  admin Berita

Mengapa Harganas Perlu Diperingati? Simak Sejarah Singkatnya

SANGATTA - Setelalah melalui perjuangan panjang dan tak mengenal lelah, pada 22 juni 1949 Belanda akhirnya menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh kepada bangsa Indonesia, seminggu kemudian tepatnya tanggal 29 juni 1949 para pejuang kembali untuk berkumpul bersama keluarganya. Peristiwa berkumpulnya kembali para pejuang kemerdekaan kepada anggota keluarganya menjadi latar belakang lahirnya Hari Keluarga Nasional yang kemudian dikenal sebagai Harganas. 

Sejarah singkat Hari Keluarga Nasional oleh dibaca oleh Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga,Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Yuliana Kale'lembang pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2022, yang di buka oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur, Rabu (15/6/2022),

"Pada awal kemerdekaan, pengetahuan keluarga tentang usia nikah amat rendah. Akibatnya Total Fertility Rate (TFR) saat itu ada di kisaran mencapai angka 5. Artinya, satu perempuan produktif memiliki rata-rata anak lima orang," ulasnya.

Tingginya jumlah anak saat itu ditengarai antara lain adanya keinginan kuat untuk mengganti keluarganya yang gugur di medan tempur yang mengakibatkan perkawinan usia dini tinggi dan berdampak pada  peningkatan jumah angka kematian ibu dan bayi yang melonjak tinggi. Kondisi tersebut dibarengi dengan meningkatnya angka infeksi dan gizi buruk.

Kehadiran program KB saat itu menjadi salah satu pintu masuk untuk mengatasi berbagai persoalan kependudukan, sambung Yuliana, tercatat dalam sejarah bahwa tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi perjuang Keluarga Berencana untuk  memperkuat Program KB, dan pada tanggal 29 tersebut menjadi momentum dimulai Gerakan KB Nasional. 

Tanggal 29 Juni ditandai sebagai Hari Kebangkitan Keluarga Indonesia, hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga kearah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui Program Keluarga Berencana.

"Selama kurun waktu dua puluh tahun, telah banyak keberhasilan Program KB dicapai,termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi Negara-negara lain (center of excellence), di bidang KB," tuturnya. 

Dirinya melanjutkan, Indonesia pun pernah meraih penghargaan United Nations (UN) Population Award. Pentingnya pengendalian kelahiran melelui program KB membawa komitmen baru bagi Persiden Soeharto kala itu.maka pada 1993 Persiden memetapkan tanggal 29 juni sebagai “Hari Keluarga Nasional (Harganas) dan bukan merupakan hari libur.

Penulis : Daus

Editor : Joni