
Tue 23/04/2024
admin
Berita
Staf Ahli Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf Masruroh: Mengangkat Ide Tradisi Adat Jadi Daya Tarik Wisata melalui Event Sangat Tepat
MUARA WAHAU - Puncak acara adat dan budaya Lom Plai yang digelar oleh Suku Dayak Wehea berkerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) berjalan dengan sukses dan meriah. Acara yang sudah masuk Karisma Event Nasional (KEN) ini, mampu menarik minat wisatawan. Baik wisatawan local maupun di luar Kalimantan Timur (Kaltim) hingga nasional.
Dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif turut menyaksikan langsung puncak acara Adat dan Budaya Lom Plai, yang digelar sejak, Sabtu pagi (20/4/2024) tersebut. Yakni, Staf Ahli Bidang Pengembangan usaha, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Masruroh, mengucapkan terima kasih kepada warga Suku Dayak Wehea dan semua pihak yang telah menghidupkan adat yang luar biasa.
“Kita tahu bahwa Kutim memiliki potensi yang luar biasa di segala bidang. Seperti yang kita lihat dari video Mars Kutai Timur tadi, menggugah semangat kita semua. Potensinya mulai dari batu bara, kelapa sawit, perkebunan, pertanian, laut dan lainnya. Itu membuat kita bangga, bahwa Kutim sangat kaya (SDA), ditambah dengan budaya adat masyarkat yang sungguh luar biasa. Sayang kalau kita tidak sampaikan kearifan lokal ini, kepada orang-orang di luar sana,” ucapnya.
“Jadi jangan sampai kekayaan SDA yang sungguh agung itu, tidak kita komunikasi atau promosikan ke daerah-daerah lain di luar Kalimantan,” tutur Masruroh.
Ia menilai, dengan mengankat ide tradisi adat menjadi daya tarik wisata melalui event itu memang sudah sangat tepat. Karena dampaknya sangat luar biasa, dari sebuah event yang tadi hanya merupakan event budaya masyakarakat adat yang diperingati setiap tahun, kemudian dimanivestasikan dalam kehidupan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Dan lebih jauh lagi menjadikan kekuatan ekonomi dari daerah.
“Saya akan melaporkan kepada bapak Menteri (Kemenparekraf) agar event ini semakin ditingkatkan kunjungannya, dari daerah-daerah lain melalui mendatangkan wisatawan baik nusantara, maupun wisatawan manca negara. Saya berterima kasih kepada teman-teman komunitas dan masyarakat di sini yang sudah menggauangkan dengan baik, melalui Sosmed, youtube sesuatu yang membanggakan. Karena komunitas dan masyarakat setempat dengan sendirinya menjadi duta pariwisata dan budaya dari masyarkat Kutim,”terang Masruroh.
Lebih jauh ia menambahkan, bahwa dirinya turut berbagga karena Lom Plai sudah dua kali berturut-turut menjadi bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN). Sebab, untuk menjadi bagian dari KEN tidak mudah, karena dinilai bukan oleh Kemenparekraf atau Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim/Kabupaten Kutim, tetapi oleh kurator-kurator indenpenden, yang sangat mumpuni di bidangnya. Baik sisi penyelenggara, segi promposi, segi manfaatnya terhadap masyarakat, ekonomi dan juga bagaimana event ini membawa sustainable (berkelanjutan).
“Satu hal yang menjadi kekuatan daerah ini, adalah kekuatan sustainable tadi, yang digali dari kearfifan lokal setempat, bahwa hidup itu harus menghargai alam, harus menghargai budaya dan itulah nilai-nilai yang harus kita pegang, sampai orang tahu bahwa kita pada dasarnya adalah masyarakat yang menyatu dan mengahrgai alam,” ucapnya.
Lebih jauh ia berharap, bahwa event itu dapat memberikan Multiplier Effect tidak hanya pada bulannya dilaksankan festival, tapi juga sepanjang tahun. Dan semakin tahun penyelenggaraan juga akan semakin baik, karena Kemenparekraf juga akan berduskusi lebih lagi dengan Dinas Pariwisata bagaimana meningkatkan event ini, tidak hanya menjadi skala regional, tapi bisa menjadi skala nasional bahkan ke depan berskala internasional.
Penulis : Wak Hedir
#Footnote
Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, di Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km² atau 17 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Timur yang terbentuk sejak 12 Oktober 1999 berdasarkan UU. 47 Tahun 1999 ini memiliki jumlah penduduk 425.613 jiwa (semester 1 tahun 2022), terdiri dari 18 kecamatan, 139 desa definitif, 11 desa persiapan dan 2 kelurahan.