Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan TimurIndonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km²[ atau 17% dari luas Provinsi Kalimantan Timur dan berpenduduk sebanyak 253.847 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dengan kepadatan 4,74 jiwa/km² dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir rata-rata 4,08% setiap tahun.

Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu  wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai yang di bentuk berdasarkan UU. 47 Tahun 1999, tentang pemekaran wilayah Propinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh Mendagri pada tanggal 12 Oktober 1999.

Wilayah Kutai Timur sendiri terbagi menjadi 18 Kecamatan dan 139 desa serta dua Kelurahan. serta  11 desa persiapan, yang di huni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai suku yang ada di Indonesia.

Selain sumber daya alam, Kabupaten yang di miliki  slogan Untung Tuah Bumi Banua ini juga memiliki banyak potensi mulai dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, keluatan termasuk pariwisata yang cukup beragam dan tersebar di seluruh wilayah. Yang saat ini menjadi konsentrasi dan masuk program unggulan pemerintah untuk terus di kembangkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjadi daya dukung utama perekonomian daerah.

Pertanian dan Perkebunan:

Kutim memiliki potensi besar di sektor pertanian dan hortikultura, termasuk komoditas seperti kakao,nanas, pisang,  cabai, dan padi. Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga menjadi potensi ekonomi yang signifikan, dengan dorongan untuk pengembangan produk turunan UMKM. Dan saat ini sebagian produknya sudah mampu menembus pasar global terutama komoditas pisang

Perikanan dan Kelautan:

Luas perairan laut Kutim yang mencapai 0-4 mil memberikan potensi besar di sektor perikanan dan kelautan, yang dapat menjadi tumpuan ekonomi daerah.

Pariwisata:

Kutim memiliki potensi pariwisata yang beragam, mulai dari wisata alam, budaya, hingga sejarah.

UMKM dan Industri Hilir:

Pemanfaatan potensi lokal, termasuk produk turunan kelapa sawit dan hasil pertanian lainnya, melalui pengembangan UMKM menjadi fokus utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

SDM Unggul:

Peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama dalam hal pengelolaan perizinan dan pengembangan produk lokal, menjadi kunci penting dalam mengoptimalkan potensi daerah.

Infrastruktur:

Pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah kabupaten menjadi dasar dan modal penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Tantangan:

Beberapa tantangan yang perlu dihadapi meliputi pemerataan pembangunan, peningkatan kualitas SDM, dan menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.

Peluang:

Peluang yang ada meliputi pengembangan UMKM, peningkatan nilai tambah produk lokal, perluasan area tanam pertanian, serta pengembangan potensi pariwisata yang di harapkan menjadi penopang perekonomian daerah.

Dengan luas wilayah 35.747,50 km², Kutai Timur terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 115°56'26"-118°58'19" BT dan 1°17'1" LS-1°52'39" LU. Kutai Timur memiliki keadaan topografi yang bervariasi, mulai dari daerah dataran seluas 536.200 ha, lereng bergelombang (1,42 juta ha), hingga pegunungan (1,6 juta ha), tersimpan potensi batu bara 5,35 miliar ton.

Kutai Timur sejak pembentukannya baru memiliki dua orang bupati, pertama kali adalah Awang Faroek Ishak sebagai bupati dengan wakilnya Mahyudin. Pada saat Awang Farouk mundur dari jabatan bupati waktu mencalonkan diri menjadi Gubernur Kalimantan Timur, ia digantikan oleh Mahyudin. Kemudian pada Pilkada Bupati Kutai Timur, Awang Faroek terpilih kembali menjadi bupati periode 2006-2011.

Awang Faroek kembali mencalonkan sebagai Gubernur Kaltim dan terpilih. Isran Noor melanjutkan kepemimpinan hingga masa jabatan berakhir hingga 2011. Pada Pilkada 2011 Isran Noor berpasangan dengan Ardiansyah Sulaiman dan terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kutim periode 2011-2016. Selanjutnya, Ardiansyah Sulaiman menduduki jabatan Bupati disisa mas jabatan, setelah Isran Noor mengundurkan diri untuk mencalonkan Gubernur Kaltim.

Pada Pilkada 2016, Ismunandar berpasangan dengan Kasmidi Bulang terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati periode 2016-2021. Selanjutnya pada Juli hingga September 2020 Kasmidi Bulang di angkat menjadi Pelaksana Tugas Bupati di sisa masa jabatan 2016-2021.

M Jauhar Efendi menjabat sebagai Pelaksana Tugas Bupati Kutim untuk mengisi kekosongan Kepala Daerah di Kutim pada Pilkada tahun 2021. Masa jabatan dimulai tanggal 26 September hingga 5 Desember 2020, di lanjutkan oleh Kasmidi Bulang mulai tanggal 6 Desember hingga 17 Februari 2021. Dilanjutkan Irawansyah untuk menjabat sebagai Pelaksana Harian Bupati Kutim, terhitung mulai tanggal 17 Februari hingga 26 Februari 2021.

Pilkada 2021, Ardiansyah Sulaiman bersama Kasmidi Bulang terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutim priode 2021-2024. Pilkada 2024 terjadi kekosongan kepala daerah. Agus Hari Kesuma menjabat sebagai Pejabat Sementara Bupati mulai 25 September hingga 23 November 2024.

Pilkada 2024, Ardiansyah Sulaiman yang berpasangan dengan Mahyunadi terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutim untuk masa jabatan 2025 hingga 2030.