Thu 05/10/2023
  admin Berita

Asisten II Zubair Minta Bappeda Sinergikan Program Perubahan Iklim ke Program Kebijakan Pemkab Kutim

SANGATTA - Sebagai bagian dari masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tentunya kita kita sebagai warga Kabupaten Kutai Timur (Kutim) patut berbangga. Sebab, dari Provinsi yang ada di Indonesia, Kaltim ditetapkan sebagai  lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru. 


"Selain itu, hal membanggakan lainya karena Kaltim juga terpilih menjadi satu-satunya provinsi yang menjalankan program penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dengan skema pembayaran berbasis kinerja Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FC PCP) oleh Bank Dunia, "ujar Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Sekretariat Kabupaten (Seskab) Kutim Zubair dalam Diseminasi program penurunan emisi dan pengendalian perubahan iklim tingkat Perguruan tinggi (PCPF- CF Goes to Campus) di Ruang Meranti, Kantor Bupati, Kamis (05/0/10/2023).


Program yang bertujuan untuk menurunkan emisi hingga 22 juta ton Co2 bahkan lebih ini, juga memberikan dampak langsung kepada masyarakat berupa insentif sebesar $110 juta, dan hingga saat ini, Kaltim baru menerima $ 22,9 juta atau setara Rp 333 milyar. 

Dalam kesempatan itu, Zubair meminta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk bisa mensinergikan program perubahan iklim ini, masuk dalam program kebijakan yang disusun oleh pemerintah kabupaten. 


"Kita bersyukur karena kita dilibatkan dan perlu diingat, apa yang kita lakukan saat ini  bukan semata-mata untuk Kutai Timur. Tapi untuk dunia," ujarnya dihadapan Ketua Harian  Dewan Perubahan Iklim Kaltim Dadi Ruhiyat, puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kutim, serta undangan lainnya. 


Kemudian, dengan kondisi iklim yang saat ini sudah mulai tidak menentu dan Kaltim menjadi bagian dari paru-paru dunia, kegiatan kali ini, sambung Zubair, menjadi salah satu wujud nyata dalam upaya mengendalikan terjadinya anomali cuaca yang saat ini sedang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.


"Nah, sejalan dengan program pengendalian iklim ini, juga bisa disisipkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. Misalnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Praktek Kerja Lapangan (PKL), "ucap Zubair. 


Terakhir, dirinya berharap program PCPF- CF yang merupakan program pemerintah provinsi Kaltim ini, bisa berdampak langsung terhadap upaya perbaikan lingkungan dan kesejahteraan kepada masyarakat secara luas. 


Sementara itu, Ketua Harian Dewan Perubahan Iklim Kaltim Dadi Ruhiyat mengatakan, pembangunan hijau yang digaungkan oleh pemerintah provinsi Kaltim pada tahun 2010 lalu secara konsisten terus dikembangkan dan mampu membuahkan hasil yang banyak menarik banyak pihak, baik tingkat nasional maupun global.


"Dan seperti kita tau, dari sekian program pembangunan hijau yang sudah dilakukan, adalah keberhasilan Kaltim dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, khususnya dari kegiatan deforestasi dan degradasi hutan pada sektor berbasis lahan, " ujarnya. 


Atas keberhasilan itu, sambung pria yang pernah menjadi staf ahli Bupati Kutim selama 10 tahun sejak tahun 2001-2010 ini, menyebut, Kaltim menjadi rujukan bagi provinsi lain di Indonesia dalam penyelenggaraan pembangunan hijau yang fokus terhadap ekonomi ramah lingkungan dan berkelanjutan serta bersifat inklusif secara sosial.

Penulis : Tehjo
Editor : Wak Hedir

#Footnote
Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, di Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km²  atau 17 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur.  Kabupaten Kutai Timur yang terbentuk sejak 12 Oktober 1999 berdasarkan UU. 47 Tahun 1999 ini memiliki jumlah penduduk 425.613 jiwa (semester 1 tahun 2022), terdiri dari 18 kecamatan, 139 desa definitif, 11 desa persiapan dan 2 kelurahan.