
Jadi Narasumber pada Talkshow “Nasional Is Me” Bupati: Siap Dukung IKN Nusantara agar Terjadi Pemerataan Pembangunan dan Percepatan Ekonomi
SANGATTA – Sebagai putra
daerah yang lahir dan besar di Kalimanta Timur (Kaltim), Bupati Kutai Timur
Ardiansyah Sulaiman, mengaku bangga, karena Kaltim ditunjuk menjadi Ibu Kota Negara
(IKN) Nusantara. Pria kelahiran, 5 Februari 1964 Muara Pahu, Kabupaten Kutai
Barat (kubar) ini menyebut, Kutim sebagai salah satu Kabupaten penyangga IKN
Nusantara siap mendukung.
“Sebagai putra daerah yang lahir di
Kutai Timur, saya merasa tersanjung dan merasa bangga, Kaltim dipilih sebagai IKN
Nusantara. Kabupaten Kutim yang saya dipimpin ini, menyambut baik KaIKN
Nusantara, agar terjadi pemerataan pembangunan dan percepatan ekonomi,” ucap
Ardiansyah, saat menjadi narasumber dalam acara talkshow “Nasional Is Me” gelaran Radio jaringan
indonesiapersada.id dan Heartline 100.6 FM, yang disebarluaskan oleh 67 radio se
Indonesia, Senin (14/3/2022).
Acara yang dimulai pukul 11.00 wita itu,
dipandu Yohana Elizabeth dan Basuki Isnawan, mengusung tema “IKN Nusantara
Cermin Bhineka Tunggal Ika”. Disamping Ardiansyah, Dosen Fisip Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan Selatan juga menjadi narasumber dalam
talkshow tersebut.
Terkait dengan keharusan IKN Nusantara
memberikan dampak meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat Kalimantan bahkan
Indonesia Timur, peran “apa” yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah bersama
masyarakatnya? Bupati Ardiansyah mengatakan, Kaltim ini sebagai salah satu
penyumbang devisa negara terbesar, diantara beberapa daerah lainnya, seperti Jawa
Timur dan Provinsi Riau. Potensi atau produk penghasilan terbesar negara yang
terdapat di Kaltim antara lain, kelapa sawit, minyak, gas dan batu bara.
“Otomatis potensi ini, menjadi potensi
utama untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat di Kaltim. Bahkan, sejak tahun
60-an, Kaltim sebagai penyedia produk (hulu-nya) .Tetapi sampai dengan saat ini,
kita belum memiliki kemjauan yang signifikan, dari sisi industri hilir bahan disiapkan
kaltim ini,” ucapnya.
Dia beharap, dengan potensi yang ada di
Kaltim, bisa berbanding lurus dengan pembangunan di Kaltim. Kemudian, masyarakatnya
bisa berkembang dengan potensi yang ada, sehingga kesejahteraan itu bisa
dilakukan pemerintah.
Terkait dengan peluang percepatan ekonomi
apabila IKN Nusantara sudah di Kaltim, bagaiman kesiapan Kutim? Ardiansyah menambahkan,
Kabupaten Kutim memiliki letak
geografis yang strategis dan mumpuni untuk dijadikan sebagai daerah penopang
pusat pemerintahan negara Indonesia. Alasannya Kutim berada tepat di Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI) 2 atau Selat Makassar.
“Diharapkan pemerintah dengan sigap
mengambil peluang ini dan tepat menjadikan wilayah ini sebagai potensi ekonomi
yang pesatnya nanti nya kedepan. Posisi Kutim persis berada garis dipantai, 200
kilomter lebih ada di wilayah Kutim. Disisi lain, Kutim memiliki semua potensi,
baik laut, darat, tambang dan perkebunan,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan suami dari Siti
Robiah ini, bahwa perkebunan kelapa sawit di Kutim adalah yang terbesar di
Kaltim, dengan luasan 700 hektar lebih. Potensi itu cukup besar, dia berharap
dengan perkembangan ALKI 2 nantinya, akan mampu menopang produk-produk yang ada
di Kutim.
“IKN Nusantara ada di Kalimnatan, kami
merasa akan ada percepatan ekonomi yang akan didapatkan nantinya, setelah
pemindahan IKN Nusantara terjadi,” tuturnya.
Menurut orang nomor satu di Kutim ini,
pemerintah pusat tepat memiliki Kaltim sebagai IKN Nusantara. Sebab, di Kaltim
adalah provinsi yang dinilai kondusif di bandingkan daerah lainnya. Tidak pernah
terjadi distorsi kebinekaan atau persoalan antara suku/agama.
“Ini merupakan kerhomatan yang besar bagi
Provinsi Kaltim. Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan untuk pengemabangan pemertaan
pembangunan, untuk peningkatan kesejateraan masyarakat ekonomi. Artinya, dengan
telah ditetapkannya Kepala Otorita IKN (Bambang Susantono), kita berharap
sesegera mungkin, pimpinan IKN yang telah dilantik presiden bisa melakukan
koordinasi dengan Kalimantan Timur khususnya dan Kalimantan pada umumnya,”
harapnya.
Ditanya terkait dengan Ke-Bhineka-an
masyarakat Indonesia, serta Kota Nusantara yang dibangun sebagai Kota untuk semua,
tentu warga masyarakat Kalimantan juga dituntut terbuka dan adaptif menerima
masyarakat pendatang, tapi juga harus tetap berjuang menjaga agar nilai – nilai
kearifan lokal agar tidak tergerus karena nanti pasti Kota Nusantara juga akan
berkembang menjadi kota megapolitan. Ardiansyah
mengatakan Kaltim terbuka, masyarakatnya bersahaja dengan alam. Untuk itu,
kearifan local harus bisa diperhatikan dengan baik.
“Semoga dengan IKN Nusantara ini, harapan
kita, pertama, pemerataan pembangunan akan terjadi, kedua, peningkatan ekonomi
keraayatan di Kaltim juga akan serta merta ikut. Tiga, IKN Nusantara menyatukan
seluruh wilayah yang ada di Indonesia,” tutup Ardiansyah.
Penulis : Wak Hedir
Editor : Joni