
Tue 18/04/2023
admin
Berita
Dispar Terus Mantapkan Persiapan KEN Lomplai yang Bakal Digelar 29 Apri - 2 Mei di Muara Wahau
SANGATTA - Menjelang puncak Kharisma Event Nusantara (KEN) Lomplai 2023 yang rencananya dilaksanakan pada 29 April hingga 2 Mei 2023, di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, maka Dinas Pariwisata bersama Perangkat Daerah (PD) terkait, terus melakukan rapat pemantapan.Senin (17/4/2013) di Ruang Rapat Dinas Perhubungan, Rapat tersebut dipimpin oleh Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur (Kutim) H Nurullah didampingi Sekretaris Tirah Satriani. Turut hadir Kepala Dinas PMDPTSP Teguh Budi Santoso, perwakilan Dinas Perhubungan, perwakilan Dinas Koperasi UKM, perwakilan Dinas Kominfo Staper, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan stakeholder lainnya.
Di awal rapat itu, Sekretaris Dispar Tirah Satriani menyampaikan Lomplai 2023 ini merupakan salah satu event nasional yang masuk dalam Karisma Event Nusantara.
"Ini pertama kalinya Lomplai masuk dalam event Nasional. Meskipun Lomplai ini sudah sering dilaksanakan oleh masyarakat adat di Muara Wahau," ujar Tirah.
Dalam pelaksanaannya, tentu Dispar tidak bisa melaksanakan sendirian sambung Tirah. Namun harus bekerjasama dengan Perangkat Daerah terkait.
"Harapannya dengan bekerjasama, kegiatan (Lomplai) ini bisa berjalan dengan baik dan semoga tahun depan kembali masuk dalam Karisma Event Nusantara lagi," tuturnya.
Sementara itu, saat memimpin rapat, Kadis Pariwisata Kutim H Nurullah menyampaikan visi dari event itu, adalah untuk melestarikan kearifan lokal Dayak Wehea. Sedangkan misinya adalah agar terpelihara dan terjaganya serta memperkenalkan kearifan lokal Dayak Wehea kepada publik.
Adapun tujuannya, sambung Nurullah, menjadikannya sebagai potensi wisata budaya dan mendukung program pemerintah dalam upaya melestarikan dan mengembangkan potensi wisata budaya secara Nasional.
"Selain itu memberikan kepada generasi penerus Dayak Wehea akan pentingnya melestarikan kearifan lokal sebagai sebuah identitas," imbuhnya.
Adapun keunikan Lomplai ini, sambung Nurullah, kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun, kearifan lokal yang turun temurun dan perpaduan ritual, keyakinan dan seni tari, seperti tari Hudoq dan tarian massal tum'bam' Batman dan lainya.
"Dampak Sosial dan Budaya dari penyelenggaraan event ini agar terciptanya rasa dan semangat kegotongroyongan masyarakat serta terciptanya rasa kecintaan kaum muda pada kearifan lokal," kata ia.
Dan dampak ekonominya, terjadi peningkatan atau perputaran keuangan selama event, yang dapat memberikan keuntungan bagi para pedagang lokal. Serta menjadi kesempatan bagi UMKM memasarkan produk kerajinan tangannya kepada pengunjung.
"Dampak lingkungannya, Lomplai ini mengajarkan bahwa lingkungan dan hutan merupakan lumbung pangan bagi kehidupan semua makhluk," ujarnya.
Untuk diketahui, dalam Lomplai itu ada 11 rangkaian kegiatan, yakni ritual Nyesek E'gung, ritual La'q Pes'yai, ritual Na'q Pes'yai Duq'min, ritual Na'q Pes'yai Wet'min, ritual Na'q Unding Pang'pea, ritual En'die M'na'n, ritual Na'q Jengea, ritual Em'bob Jengea, ritual Ngel'dung, ritual Em'bos Jika dan ritual Em'bos Epaq Pla'I.
"Ke 11 kegiatan ritual tersebut merupakan rangkaian dalam pelaksanaan ritual Lomplai yang puncak kegiatannya disebut Embob Jengea," pungkas Nurullah.
Penulis : Daus
Editor : Joni